Skip to main content

Apa Itu Kalawarti dan Ariwarti?

Jumpa lagi Dulur, para pecinta Bahasa Jawa :)

Terima kasih atas atensi Dulur-Dulur semua yang merasa memiliki bahasa ini. Kali ini saya akan membahas tentang Kalawarti dan Ariwarti.

Kalawarti yaitu surat kabar berbahasa Jawa yang diterbitkan tidak setiap hari. Sedangkan Ariwarti adalah surat kabar berbahasa Jawa yang terbit setiap hari.

Kalawarti dan Ariwarti menjadi alat untuk menghidupkan dan melestarikan kesusastraan Jawa karena banyaknya karya sastra Jawa yang dikutip di dalamnya. Oleh karena itu, pada angkatan tahun 50-an, juga disebut sebagai sastra majalah.

Menurut waktu terbitnya, kalawarti/ariwarti bisa dinamakan antara lain : dwikala (terbit dua kali sebulan), saptawarti (surat kabar mingguan), dasawarti (terbit setiap sepuluh hari), candrawarti (surat kabar bulanan) dan sebagainya.

Berikut ini adalah contoh-contoh Kalawarti dan Ariwarti yang pernah terbit :


  1. Kejawen (1926)
  2. Bromartani (1885)
  3. Jurumartani (1886)
  4. Dharmo Kondho (1899)
  5. Retno Dunilah (1895)
  6. Pustakawarti (1922)
  7. Mawa (1922)
  8. Pangunggah (1917)
  9. Budi Utomo (1920)
  10. Sedyo Utomo (1925)
  11. Jawi Kondho (1924)
  12. Jawi Hisworo (1924)
  13. Pustaka Jawi (1922)
  14. Sasadara (1931)
  15. Candra Kanta (1933)
  16. Panyebar Semangat (1933)
  17. Panji Pustaka (1943)
  18. Krama Duta (1931)
  19. Wara Darma (1931)
  20. Islam Bergerak (1917)

Keterangan :

a) Panyebar Semangat (edisi Surabaya) masih terbit hingga sekarang.
b) Darmo Kondho yang dimaksud di atas bukanlah Dharma kandha yang sekarang masih terbit.

Saya juga akan membagikan nama-nama Kalawarti dan Ariwarti menurut kota terbitnya :

Edisi Jakarta


  1. Mardika (1967)
  2. Kumandhang (1973)
  3. Kunthi (1970)
  4. Pancasila
  5. Darmajati (2005)


Edisi Yogyakarta


  1. Waspada (1952), sudah dibekukan
  2. Kembang Brayan (1966)
  3. Joko Lodhang (1967)
  4. Mekarsari (1950)
  5. Rara Jonggrang
  6. Praba (sekarang sudah ganti Peraba memakai ejaan Bahasa Indonesia)
  7. Kandha raharja (lampiran koran Kedaulatan Rakyat)


Edisi Semarang


  1. Pustaka Candra (dikeluarkan Depdikbud)


Edisi Surakarta


  1. Dharma Nyata
  2. Parikesit (1971)
  3. Pradhapa
  4. Gumregah
  5. Candrakirana (1964)
  6. Darma Kandha (1970)
  7. Mbangun Tuwuh (1980)


Edisi Surabaya


  1. Kekasihku
  2. Gotong Royong (1963)
  3. Tuladha (1967)
  4. Jayabaya (1945)
  5. Panyebar semangat (1933)
  6. Cendrawasih (1957)
  7. Crita Cekak (1955)
  8. Panakawan (1951)
  9. Jawi Anyar (1952)


Catatan :

Kalawarti dan Ariwarti yang disebut di atas ada yang sudah tidak terbit.

Demikian Dulur, semoga tulisan yang saya bagikan kali ini bermanfaat buat Panjenengan semua.

Nuwun :)

Comments

Popular posts from this blog

Mari Mengenal Istilah Bocah Sukerta

Jumpa lagi Dulur :) Apa kabarnya? Semoga Gusti Allah selalu memberi keselamatan dan kesehatan bagi Anda semua. Saya mau membagikan tulisan mengenai Bocah Sukerta. Menurut kepercayaan orang Jawa, ada istilah Bocah Sukerta yang berarti seorang anak atau bocah bisa selamat dan hidup harus diruwat dengan slametan, sesaji dan mengadakan pentas wayang kulit dengan lakon "Murwa kala". Jika sudah diruwat, bocah sukerta tadi bisa tidak menjadi mangsa Bathara Kala sehingga bisa selamat hidupnya. Boleh percaya, boleh tidak ya :) , saya hanya membagikan sebuah pengetahuan di sini. Nama-nama bocah sukerta: 1. Bocah ontang-anting : anak laki-laki satu-satunya / tunggal tidak punya saudara 2. Bocah unting-unting : anak perempuan satu-satunya / tunggal tidak punya saudara 3. Bocah uger-uger lawang : anak dua bersaudara lelaki semua 4. Bocah kembang sepasang : anak dua bersaudara perempuan semua 5. Bocah Cukul Dhulit : anak tiga bersaudara perempuan semua 6....

Teknik Pengucapan T, TH, D, DH

Sekarang kita sampai pada teknik pengucapan bunyi konsonan "t,th,d, dan dh". Nah, untuk keempat huruf ini sering terjadi kesalahan bahkan sebagian orang Jawa asli sendiri pun ada yang salah dalam mengucapkan. Salah ucap berarti beda arti. Langsung aja mari dimulai: 1. Bunyi "t". Bunyi ini juga disebut "t tipis". Tekniknya adalah pada saat Anda mengucapkan "t" ujung lidah menyentuh gigi seri bagian atas . Anda coba sekarang ucapkan kata ini: " te ". Berikutnya adalah contoh kata yang menggunakan "t tipis": - tuman-ketagihan - tuku-beli - turu-tidur - t e lu-tiga 2. Bunyi "th". Bunyi ini juga disebut "t tebal". Nah, tekniknya adalah ketika Anda  mengucapkan "th" tekuklah ujung lidah hingga menyentuh langit-langit mulut bagian depan. Coba ucapkan kata ini : " the ". Ini dia contoh kata yang menggunakan "th": - c e th a -jelas - kuth a -kota 3. Bunyi "d...