Update:
Belajar bahasa Jawa sama dengan belajar bahasa lain. Ada 3 (tiga) teknik untuk dapat menguasai bahasa ini yaitu:
1. Belajar pengucapan bunyi
2. Menghafal kosa kata
3. Belajar tata bahasanya
Nah, untuk langkah awalnya, kita belajar dulu teknik pengucapan bunyinya sekaligus menghafal kosa katanya yah.
Dalam percakapan bahasa Jawa pengucapan bunyi sangatlah penting, salah sedikit saja bisa berbeda arti. Misalnya, kata "lara" yang berarti sakit dan kata "loro" yang berarti angka dua. Nah kali ini kita akan membahas tentang teknik pengucapan bunyi vokal dalam bahasa Jawa.
a.) Huruf Vokal "a"
1. Ada dua macam pengucapan jenis huruf vokal "a" yaitu diucapkan sebagai huruf "o" seperti pada kata "kosong, dan lorong". Oke sekarang Anda praktekkan pada kata-kata berikut di bawah ini (ini juga akan menambah kosakata bahasa Jawa Anda).
Note: Huruf "a" saya tulis tebal sebagai tanda bacanya.
Contoh di atas adalah beberapa kosakata dalam bahasa Jawa yang menggunakan huruf vokal "a". Ingat sekali lagi, huruf vokal "a" seperti pada contoh di atas dibaca sebagai huruf "o" seperti pada kata "lorong". Nah, coba ucapkan kata-kata di atas sekali lagi.
2. Oke, sekarang pengucapan huruf vokal "a" dibaca sebagai huruf "a" seperti pada kata "papan, wajan". Kini giliran anda praktek mengucapkan kata-kata berikut di bawah ini:
Note: Huruf "a" saya tulis standar sebagai tanda baca.
Nah, biasanya (sebagian besar) untuk huruf vokal "a" dibaca sebagai "a" terdapat pada kata yang diakhiri konsonan mati. Misalnya, kata "gawan" jika huruf "n" dihilangkan maka akan dibaca "gowo" seperti contoh-contoh nomor satu. Sekarang praktekkan sekali lagi dengan mengucapkan kata-kata di atas.
Saya kira sekian dulu deh belajar bahasa Jawa kali ini. Pada postingan selanjutnya, InsyaAllah saya akan melanjutkan mengenai teknik pengucapan bunyi vokal bahasa Jawa lainnya.
Belajar bahasa Jawa sama dengan belajar bahasa lain. Ada 3 (tiga) teknik untuk dapat menguasai bahasa ini yaitu:
1. Belajar pengucapan bunyi
2. Menghafal kosa kata
3. Belajar tata bahasanya
Nah, untuk langkah awalnya, kita belajar dulu teknik pengucapan bunyinya sekaligus menghafal kosa katanya yah.
Dalam percakapan bahasa Jawa pengucapan bunyi sangatlah penting, salah sedikit saja bisa berbeda arti. Misalnya, kata "lara" yang berarti sakit dan kata "loro" yang berarti angka dua. Nah kali ini kita akan membahas tentang teknik pengucapan bunyi vokal dalam bahasa Jawa.
a.) Huruf Vokal "a"
1. Ada dua macam pengucapan jenis huruf vokal "a" yaitu diucapkan sebagai huruf "o" seperti pada kata "kosong, dan lorong". Oke sekarang Anda praktekkan pada kata-kata berikut di bawah ini (ini juga akan menambah kosakata bahasa Jawa Anda).
Note: Huruf "a" saya tulis tebal sebagai tanda bacanya.
- randa dibaca "rondo" berarti janda dalam bahasa Indonesia
- jaka dibaca "joko" berarti jejaka
- gawa dibaca "gowo" berarti bawa
- waja dibaca "wojo" berarti gigi
- lara dibaca "loro" berarti sakit
- mara dibaca "moro" berarti datang
- lawa dibaca "lowo" berarti kelelawar
- maca dibaca "moco" berarti membaca
- pasa dibaca "poso" berarti puasa
- mrana dibaca "mrono" berarti ke sana
- kana dibaca "kono" berarti sana
- wana dibaca "wono" berarti hutan
Contoh di atas adalah beberapa kosakata dalam bahasa Jawa yang menggunakan huruf vokal "a". Ingat sekali lagi, huruf vokal "a" seperti pada contoh di atas dibaca sebagai huruf "o" seperti pada kata "lorong". Nah, coba ucapkan kata-kata di atas sekali lagi.
2. Oke, sekarang pengucapan huruf vokal "a" dibaca sebagai huruf "a" seperti pada kata "papan, wajan". Kini giliran anda praktek mengucapkan kata-kata berikut di bawah ini:
Note: Huruf "a" saya tulis standar sebagai tanda baca.
- gawan dibaca "gawan" berarti bawaan
- sarapan dibaca "sarapan" berarti makan pagi
- bal dibaca "bal" berarti bola
- kapan dibaca "kapan" berarti kata tanya yang menanyakan waktu
- papat dibaca "papat" berarti angka empat
- ora dibaca "ora" berarti tidak
- lawang dibaca "lawang" berarti pintu
- nyawang dibaca "nyawang" berarti melihat
- balang dibaca "balang" berarti lempar
Nah, biasanya (sebagian besar) untuk huruf vokal "a" dibaca sebagai "a" terdapat pada kata yang diakhiri konsonan mati. Misalnya, kata "gawan" jika huruf "n" dihilangkan maka akan dibaca "gowo" seperti contoh-contoh nomor satu. Sekarang praktekkan sekali lagi dengan mengucapkan kata-kata di atas.
Saya kira sekian dulu deh belajar bahasa Jawa kali ini. Pada postingan selanjutnya, InsyaAllah saya akan melanjutkan mengenai teknik pengucapan bunyi vokal bahasa Jawa lainnya.
Blog yang bagus ...
ReplyDeleteMas... kalau nggak salah ni ya? sepertinya kalau nulis nama orang tetap pakai huruf 'o'
Jadi nulis Suroso dalam bahasa Jawa ya tetap Suroso, tuh nulis Solo juga udah bener. Contoh lain: Diponegoro
Kalau kata kerja dll memang ditulis dengan huruf 'a' tetapi dibaca 'o'
cmiiw
keep posting... ditunggu
ya saya setuju mas, untuk penulisan nama atau tempat memang ada kekhususan. Mengapa? Untuk penulisan nama dan tempat tampaknya mengacu pada bahasa indonesia jadi menurut saya memang agak rancu namun sudah menjadi kelumrahan. Ada juga orang yang masih memakai "a" pada nama. Makasih mas atas sumbang sarannya. Klo mas minat, saya mengundang mas untuk mengisi konten blog ini hehehehe. Gimana?
ReplyDeleteMas, untuk mempermudah, kenapa tidak menggunakan aksen saja? Akan lebih mudah dimengerti jika menggunakan aksen daripada menebalkan huruf :)
ReplyDeletecontoh:
- å untuk "måcå"
- á untuk "prákårå"
- a untuk "dalan"
- ê untuk "mênêng"
- é untuk "séjé"
- è untuk "yèn"
- i untuk "bathi"
- í untuk "mulíh"
- u untuk "urang"
- ú untuk "mabúr"
- o untuk "obah"
- ó untuk "wóng"