Skip to main content

Teknik Pengucapan Bunyi Vokal Bahasa Jawa (bag.3)

3. Sekarang kita sampai pada teknik pengucapan bunyi vokal "u" dalam bahasa Jawa. Ada dua macam bunyi untuk "u":
a. Bunyi "u". Saya tulis standar huruf "u" maka Anda mengucapkannya seperti huruf "u" pada kata "KUTU", "BUKU".
Sekarang ucapkan kosakata Jawa berikut ini:
- Tuku- Beli
- Turu- Tidur
- Krungu- Mendengar
- Urip- Hidup

b. Bunyi "u". Huruf saya tulis tebal berarti Anda membacanya seperti huruf "o" biasa pada kata "KOLAM", "KOTAK".
Nah sekarang giliran Anda mengucapkan kosakata berikut ini:
Note: Biasanya bunyi "u" ini diucapkan jika "u" pada suatu kata diikuti akhiran konsonan mati.
- Mundur- Mundur
- Nganggur- Mengganggur
- Taun- Tahun
- Mung- Hanya
- Durung- Belum

4. Pengucapan bunyi "e". Ada tiga (3) macam bentuk teknik pengucapan bunyi untuk "e".
a. Bunyi "e". Saya tulis "e" standar berarti Anda membacanya seperti bunyi "e" pada kata "LELE", "BELA".
Sekarang ucapkan bunyi "e" pada kosa kata berikut ini:
- Edan-Gila
- Entuk-Dapat
- Enak-Sedap
- Eman-Sayang
- Endah-Elok
b. Bunyi "e". Saya tulis "e" tebal berarti Anda membacanya seperti bunyi "e" pada kata "BELI", BELUM".
OK! Sekarang coba ucapkan kata-kata berikut di bawah ini:
- Beras-beras
- Bener-Betul
- Seneng- Senang, gembira
- Ketan-nama beras
- Banget-Ungkapan yang menyangatkan seperti kata : akeh banget! (banyak sekali!)
- Mlebu-masuk
- Metu-keluar

c. Bunyi "e". Saya tulis "e" miring berarti Anda membacanya seperti "e" pada kata "SOBEK", TOKEK".
Bisa kan! Sekarang coba ucapkan kata-kata berikut ini:
- Kabeh-semua
- Akeh-banyak
- Yen-jika
- Ben-biar, agar, supaya
- Leren-istirahat

5. Terakhir adalah pengucapan bunyi "o". Nah, untuk "o" cuma ada 2 teknik pengucapan yaitu:
a. Bunyi "o". Saya tulis "o" standar berarti Anda emmbacanya seperti "o" pada "KOLAM", OLAHRAGA".
OK! Sekarang bunyikan huruf "o" dibawah:
- Loro-dua
- Coro-kecoa
- Ora-tidak
- Kanggo-untuk
- Golek-cari

b. Bunyi "o". Saya tulis tebal huruf "o" berarti Anda bunyikan seperti pada kata "POCONG", KOLONG", KOLOM". Nah, bunyikan kata-kata di bawah ini:
Note: Biasanya bunyi "o" ini diucapkan jika diikuti akhiran konsonan mati pada suatu kata. 
- Colong-curi
- Ngomong-bicara
- Copot-lepas
- Wong-orang
- Lor-utara

Nah, sekian dulu belajarnya yah. InsyaAllah nanti akan saya lanjutkan ke pengucapan konsonan "t", "th", "d", "dh".

Comments

  1. Mas, untuk mempermudah kenapa tidak menggunakan aksen saja? Akan lebih mudah dimengerti jika menggunakan aksen daripada menebalkan huruf :)

    contoh:

    - å untuk "måcå"
    - á untuk "prákårå"
    - a untuk "dalan"
    - ê untuk "mênêng"
    - é untuk "séjé"
    - è untuk "yèn"
    - i untuk "bathi"
    - í untuk "mulíh"
    - u untuk "urang"
    - ú untuk "mabúr"
    - o untuk "obah"
    - ó untuk "wóng"

    ReplyDelete
  2. Iya betul Mas Mufid, sempat sih kepikiran untuk pake aksen. nanti saya revisi tulisan ini. Terima kasih masukannya Mas :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Mari Mengenal Istilah Bocah Sukerta

Jumpa lagi Dulur :) Apa kabarnya? Semoga Gusti Allah selalu memberi keselamatan dan kesehatan bagi Anda semua. Saya mau membagikan tulisan mengenai Bocah Sukerta. Menurut kepercayaan orang Jawa, ada istilah Bocah Sukerta yang berarti seorang anak atau bocah bisa selamat dan hidup harus diruwat dengan slametan, sesaji dan mengadakan pentas wayang kulit dengan lakon "Murwa kala". Jika sudah diruwat, bocah sukerta tadi bisa tidak menjadi mangsa Bathara Kala sehingga bisa selamat hidupnya. Boleh percaya, boleh tidak ya :) , saya hanya membagikan sebuah pengetahuan di sini. Nama-nama bocah sukerta: 1. Bocah ontang-anting : anak laki-laki satu-satunya / tunggal tidak punya saudara 2. Bocah unting-unting : anak perempuan satu-satunya / tunggal tidak punya saudara 3. Bocah uger-uger lawang : anak dua bersaudara lelaki semua 4. Bocah kembang sepasang : anak dua bersaudara perempuan semua 5. Bocah Cukul Dhulit : anak tiga bersaudara perempuan semua 6.

Apa Itu Kalawarti dan Ariwarti?

Jumpa lagi Dulur, para pecinta Bahasa Jawa :) Terima kasih atas atensi Dulur-Dulur semua yang merasa memiliki bahasa ini. Kali ini saya akan membahas tentang Kalawarti dan Ariwarti. Kalawarti yaitu surat kabar berbahasa Jawa yang diterbitkan tidak setiap hari. Sedangkan Ariwarti adalah surat kabar berbahasa Jawa yang terbit setiap hari. Kalawarti dan Ariwarti menjadi alat untuk menghidupkan dan melestarikan kesusastraan Jawa karena banyaknya karya sastra Jawa yang dikutip di dalamnya. Oleh karena itu, pada angkatan tahun 50-an, juga disebut sebagai sastra majalah. Menurut waktu terbitnya, kalawarti/ariwarti bisa dinamakan antara lain : dwikala (terbit dua kali sebulan), saptawarti (surat kabar mingguan), dasawarti (terbit setiap sepuluh hari), candrawarti (surat kabar bulanan) dan sebagainya. Berikut ini adalah contoh-contoh Kalawarti dan Ariwarti yang pernah terbit : Kejawen (1926) Bromartani (1885) Jurumartani (1886) Dharmo Kondho (1899) Retno Dunilah (

Contoh Percakapan Dalam Bahasa Jawa

Wah, sudah lama ni saya tidak update posting di blog ini karena kesibukan di luar online. Sebelumnya saya mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri / Sugeng Riyadi 1433 H untuk sedulur-sedulur muslim semua di seluruh dunia walaupun sudah terlambat beberapa hari heheheehhe :). Ok lanjut... Kali ini saya ingin menulis beberapa contoh percakapan dalam bahasa Jawa . A : Piye Kabare? (Apa kabar?) B : Apik. Hla kowe piye? (Baik. Lha kamu bagaimana?) A : Aku ya apik. Wah, wis suwe ora ketemu ki. Kangen rasane karo kanca. ( Aku juga baik. Wah, sudah lama tidak ketemu nih. Kangen rasanya sama teman). B : Saiki kowe wis nyambut gawe apa durung? (Sekarang kamu sudah kerja apa belum?) A : Aku durung nyambut gawe isih nganggur. Hla kowe piye? (Aku belum kerja masih nganggur. Lha kamu bagaimana?) B : Alhamdulillah, aku wis oleh gawean. Ya wis ayo mangan bareng ning warung mi ayam kae. Tak traktir tenang wae.(Alhamdulillah, aku sudah dapat kerja. Ya udah makan bareng di warung mi ayam itu y