Skip to main content

Contoh Peribahasa Dalam Bahasa Jawa (bag.1)

Selamat datang dulur,

Sudah lama nih baru update blog belajar bahasa jawa ini. Harap maklum yah :D

Kali ini saya ingin membagikan contoh-contoh peribahasa (paribasan) dalam bahasa Jawa.

- Yitna Yuwana Lena kena artinya kurang lebih begini siapa yang hati-hati akan selamat, yang kurang hati-hati bakal celaka

- Ana catur mungkur artinya tidak mau membantu urusan orang lain

- Wiwit kuncung nganti gelung artinya mulai dari bocah (anak-anak) hingga tua

- Kadang konang artinya mengaku saudara kalau banyak harta (kaya)

- Tulung menthung artinya maunya menolong tapi malah membuat susah

- Criwis cawis artinya banyak bicara/ngomel/mencela tapi mampu melaksanakan sesuatu dengan benar

- Sing sapa salah seleh artinya orang yang bertindak salah bakal ketahuan

- Becik ketitik ala ketara artinya perbuatan baik dan jahat akan kelihatan

- Keplok ora tombok artinya maunya ikut senang tapi tidak mau keluar uang

- Nyolong pethek artinya tidak mengira/menyangka

- Jalukan ora wewehan artinya maunya meminta, tidak mau memberi

- Anak polah bapak kepradah artinya setiap kelakuan/tindakan anak menjadi tanggung jawab orang tua

- Rubuh-rubuh gedhang artinya orang yang mengikuti tindakan orang lain tanpa mengetahui maksudnya

- Busuk ketekuk pinter keblinger artinya orang yang pintar dan bodoh sama-sama celaka

- Katula-tula katali artinya kesengsaraan yang bertubi-tubi / sangat sengsara

- Desa mawa cara, negara mawa tata artinya setiap tempat memiliki peraturan/adat sendiri-sendiri

Bab paribasan ini bakal dilanjutkan lagi.....

Matur nuwun

Comments

Popular posts from this blog

Apa Itu Kalawarti dan Ariwarti?

Jumpa lagi Dulur, para pecinta Bahasa Jawa :) Terima kasih atas atensi Dulur-Dulur semua yang merasa memiliki bahasa ini. Kali ini saya akan membahas tentang Kalawarti dan Ariwarti. Kalawarti yaitu surat kabar berbahasa Jawa yang diterbitkan tidak setiap hari. Sedangkan Ariwarti adalah surat kabar berbahasa Jawa yang terbit setiap hari. Kalawarti dan Ariwarti menjadi alat untuk menghidupkan dan melestarikan kesusastraan Jawa karena banyaknya karya sastra Jawa yang dikutip di dalamnya. Oleh karena itu, pada angkatan tahun 50-an, juga disebut sebagai sastra majalah. Menurut waktu terbitnya, kalawarti/ariwarti bisa dinamakan antara lain : dwikala (terbit dua kali sebulan), saptawarti (surat kabar mingguan), dasawarti (terbit setiap sepuluh hari), candrawarti (surat kabar bulanan) dan sebagainya. Berikut ini adalah contoh-contoh Kalawarti dan Ariwarti yang pernah terbit : Kejawen (1926) Bromartani (1885) Jurumartani (1886) Dharmo Kondho (1899) Retno Dunilah (

Mari Mengenal Istilah Bocah Sukerta

Jumpa lagi Dulur :) Apa kabarnya? Semoga Gusti Allah selalu memberi keselamatan dan kesehatan bagi Anda semua. Saya mau membagikan tulisan mengenai Bocah Sukerta. Menurut kepercayaan orang Jawa, ada istilah Bocah Sukerta yang berarti seorang anak atau bocah bisa selamat dan hidup harus diruwat dengan slametan, sesaji dan mengadakan pentas wayang kulit dengan lakon "Murwa kala". Jika sudah diruwat, bocah sukerta tadi bisa tidak menjadi mangsa Bathara Kala sehingga bisa selamat hidupnya. Boleh percaya, boleh tidak ya :) , saya hanya membagikan sebuah pengetahuan di sini. Nama-nama bocah sukerta: 1. Bocah ontang-anting : anak laki-laki satu-satunya / tunggal tidak punya saudara 2. Bocah unting-unting : anak perempuan satu-satunya / tunggal tidak punya saudara 3. Bocah uger-uger lawang : anak dua bersaudara lelaki semua 4. Bocah kembang sepasang : anak dua bersaudara perempuan semua 5. Bocah Cukul Dhulit : anak tiga bersaudara perempuan semua 6.

Contoh Percakapan Dalam Bahasa Jawa

Wah, sudah lama ni saya tidak update posting di blog ini karena kesibukan di luar online. Sebelumnya saya mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri / Sugeng Riyadi 1433 H untuk sedulur-sedulur muslim semua di seluruh dunia walaupun sudah terlambat beberapa hari heheheehhe :). Ok lanjut... Kali ini saya ingin menulis beberapa contoh percakapan dalam bahasa Jawa . A : Piye Kabare? (Apa kabar?) B : Apik. Hla kowe piye? (Baik. Lha kamu bagaimana?) A : Aku ya apik. Wah, wis suwe ora ketemu ki. Kangen rasane karo kanca. ( Aku juga baik. Wah, sudah lama tidak ketemu nih. Kangen rasanya sama teman). B : Saiki kowe wis nyambut gawe apa durung? (Sekarang kamu sudah kerja apa belum?) A : Aku durung nyambut gawe isih nganggur. Hla kowe piye? (Aku belum kerja masih nganggur. Lha kamu bagaimana?) B : Alhamdulillah, aku wis oleh gawean. Ya wis ayo mangan bareng ning warung mi ayam kae. Tak traktir tenang wae.(Alhamdulillah, aku sudah dapat kerja. Ya udah makan bareng di warung mi ayam itu y