Skip to main content

Mari Membahas Apa itu Rura Basa?

Salam Dulur-Dulur sedaya, sudah lama tidak memposting bahasan belajar bahasa Jawa. Kali ini, saya akan membahas mengenai Rura Basa.

Rura berarti rusak atau salah. Rura Basa artinya bahasa yang rusak atau salah tapi jika dibetulkan menjadi semakin salah. Oleh karena itu, rura basa sering juga disebut kata-kata yang salah kaprah.

Contoh :

Nguleg Sambel

Kata "Nguleg Sambel" ini sebenarnya tidak benar. Yang benar adalah nguleg lombok / cabe, uyah / garam, terasi, bumbu masak dan lain-lain agar jadi sambel. Tapi, jika dibetulkan seperti itu malah jadi aneh, terlalu panjang dan mungkin akan ditertawakan.

Contoh lainnya :

1. Nunggoni Pitik (Menunggui Ayam)
Arti sebenarnya menjaga tanaman padi agar tidak dimakan ayam.

2. Nggodhog Wedang (Merebus Minuman)
Arti sebenarnya merebus air untuk dibuat minuman.

3. Menek Krambil (Naik Kelapa)
Arti sebenarnya naik pohon kelapa.

4. Negor Gedhang (Menebang Pisang)
Arti sebenarnya menebang pohon pisang.

5. Nandur kembang (menanam bunga)
Arti sebenarnya menanam biji atau tanaman bunga.

6. Nulis layang (menulis surat)
Arti sebenarnya menulisi kertas dengan tinta hingga menjadi sebuah surat.

7. Ngliwet sega (menanak nasi)
Art sebenarnya menanak beras supaya jadi nasi.

Itu saja ya Dulur contoh-contoh Rura Basa yang bisa saya bagikan kali ini. Masih banyak contoh-contoh lainnya, mungkin ada di antara Anda yang dapat menambahkan, silakan tambahkan di kolom komentar.

Matur Nuwun :)

Comments

Popular posts from this blog

Apa Itu Kalawarti dan Ariwarti?

Jumpa lagi Dulur, para pecinta Bahasa Jawa :) Terima kasih atas atensi Dulur-Dulur semua yang merasa memiliki bahasa ini. Kali ini saya akan membahas tentang Kalawarti dan Ariwarti. Kalawarti yaitu surat kabar berbahasa Jawa yang diterbitkan tidak setiap hari. Sedangkan Ariwarti adalah surat kabar berbahasa Jawa yang terbit setiap hari. Kalawarti dan Ariwarti menjadi alat untuk menghidupkan dan melestarikan kesusastraan Jawa karena banyaknya karya sastra Jawa yang dikutip di dalamnya. Oleh karena itu, pada angkatan tahun 50-an, juga disebut sebagai sastra majalah. Menurut waktu terbitnya, kalawarti/ariwarti bisa dinamakan antara lain : dwikala (terbit dua kali sebulan), saptawarti (surat kabar mingguan), dasawarti (terbit setiap sepuluh hari), candrawarti (surat kabar bulanan) dan sebagainya. Berikut ini adalah contoh-contoh Kalawarti dan Ariwarti yang pernah terbit : Kejawen (1926) Bromartani (1885) Jurumartani (1886) Dharmo Kondho (1899) Retno Dunilah (

Mari Mengenal Istilah Bocah Sukerta

Jumpa lagi Dulur :) Apa kabarnya? Semoga Gusti Allah selalu memberi keselamatan dan kesehatan bagi Anda semua. Saya mau membagikan tulisan mengenai Bocah Sukerta. Menurut kepercayaan orang Jawa, ada istilah Bocah Sukerta yang berarti seorang anak atau bocah bisa selamat dan hidup harus diruwat dengan slametan, sesaji dan mengadakan pentas wayang kulit dengan lakon "Murwa kala". Jika sudah diruwat, bocah sukerta tadi bisa tidak menjadi mangsa Bathara Kala sehingga bisa selamat hidupnya. Boleh percaya, boleh tidak ya :) , saya hanya membagikan sebuah pengetahuan di sini. Nama-nama bocah sukerta: 1. Bocah ontang-anting : anak laki-laki satu-satunya / tunggal tidak punya saudara 2. Bocah unting-unting : anak perempuan satu-satunya / tunggal tidak punya saudara 3. Bocah uger-uger lawang : anak dua bersaudara lelaki semua 4. Bocah kembang sepasang : anak dua bersaudara perempuan semua 5. Bocah Cukul Dhulit : anak tiga bersaudara perempuan semua 6.

Contoh Percakapan Dalam Bahasa Jawa

Wah, sudah lama ni saya tidak update posting di blog ini karena kesibukan di luar online. Sebelumnya saya mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri / Sugeng Riyadi 1433 H untuk sedulur-sedulur muslim semua di seluruh dunia walaupun sudah terlambat beberapa hari heheheehhe :). Ok lanjut... Kali ini saya ingin menulis beberapa contoh percakapan dalam bahasa Jawa . A : Piye Kabare? (Apa kabar?) B : Apik. Hla kowe piye? (Baik. Lha kamu bagaimana?) A : Aku ya apik. Wah, wis suwe ora ketemu ki. Kangen rasane karo kanca. ( Aku juga baik. Wah, sudah lama tidak ketemu nih. Kangen rasanya sama teman). B : Saiki kowe wis nyambut gawe apa durung? (Sekarang kamu sudah kerja apa belum?) A : Aku durung nyambut gawe isih nganggur. Hla kowe piye? (Aku belum kerja masih nganggur. Lha kamu bagaimana?) B : Alhamdulillah, aku wis oleh gawean. Ya wis ayo mangan bareng ning warung mi ayam kae. Tak traktir tenang wae.(Alhamdulillah, aku sudah dapat kerja. Ya udah makan bareng di warung mi ayam itu y